Jumat, 08 Januari 2016

Januari Ke Tiga Tanpamu~


 
Rasanya aku sungguh bodoh jika sampai detik ini aku masih saja mengitung hari. Sehari, tujuh hari, dua puluh hari, lima puluh hari, seribu hari, seribu seratus tiga hari. Aku tahu kamu tidak akan kembali lagi.Karena jalan mu tidak lagi mengarah kepadaku. Entah mengapa aku tidak bisa menyalahkan wanita itu, aku malah menyiksa dan menyalahkan diriku sendiri. Apa salahku hingga kamu meninggalkanku kemudian memilih dia?
Aku senang jika menurutmu dia yang kau pilih itu yang terbaik. Maaf kalo selama ini aku bukanlah perempuan yang bisa membuatmu nyaman disisimu. Maaf jika aku bukanlah sosok wanita yang kau idamkan. Aku tak mengharapkanmu untuk kembali disini. Karna aku lelah menjadi orang yang terus berharap, dan begitu percaya bahwa suatu hari kau akan kembali.
Kamu tidak membayangkan,Januari ketiga yang aku lewati tanpa kehadiranmu adalah hari-hari menyedihkan yang perihnya aku tahan sendiri. Kamu tidak tahu hari-hari yang aku lewati dengan menatap ponsel setiap saat, berharap ada pesanmu. Kamu tidak pernah tahu, setiap ada pemberitahuan masuk, aku berharap itu kamu. Kamu tidak tahu, setiap ada panggilan berdering, aku berharap itu dari kamu. Kamu tidak tahu, aku tidak membalas semua pesan pria yang lebih baik darimu hanya karena aku ketakutan menjalani hubungan yang nantinya akan berakhir seperti hubungan kita. Kamu tidak tahu, berapa pria yang berusaha masuk ke dalam hatiku, tapi sekuat hati aku menutup diri karena dalam bayanganku masih kamulah yang cocok bertempat di sini-- di hatiku yang hanya pantas kau huni. Kamu tidak tahu sudah berapa air mata yang kujatuhkan dalam doaku.Kamu tidak tahu betapa sampai sekarang aku masih takut jatuh cinta jika cinta berarti harus jatuh dan kehilangan. Katakan padaku bahwa aku terlalu berlebihan, katakan padaku aku terlalu mendrama dan terlalu membawa perasaan.
Hujan malam ini membasahiku. Hujan ini, tempat ini, mengingatkan sisa sisa pertemuan terakhir kita. Entah kenapa selalu ada cerita kita di setiap tetesanya. Entah kenapa slalu ada kenangan tentan hujan. Aku rindu hujan kala itu. Saat bahagiaku di tengah hujan bersamamu. Januari ketiga tanpamu ini mungkin sudah saatnya aku harus benar benar melepasmu dan melupakanmu. Menganggap pertemuan dan perkenalan kita tak pernah ada. Biarkan hujan menghapus genangan tentang kita.



Senin, 12 Januari 2015

Asing~

tersudut disebuah jarak yang mungkin tak bisa dilihat orang.
dalam rasa kesendirian yang tak pernah lepas.
bagaikan makhluk yang terasingkan yang, bahkan tak ingin dilihat dunia
rasa sepi, sendiri slalu kurasakan disetiap harinya. 
biarlah, mungkin ini memang yang harus aku hadapi. 
sesekali orang yang aku sayang satu persatu pergi, menjauh
entah apa yang telah aku lakukan sampai mereka pergi meninggalkanku.
apa yang salah denganku? apa yang salah dg hidupku?
apakah fisik mengalahkan segalanya.
kenapa semua terasa begitu asing, kenapa semua begitu sulit ditaklukan, kenapa?
aku lelah jika harus selalu menghibur diri sendiri untuk menutupi semua kesedihan dan air
mata ini. bukannya aku ingin mengeluh tuhan, aku cuma ingin menceritakan semuanya
kepada-Mu. entah harus kesiapa lagi aku menceritakan smua yg aku rasakan,

Senin, 01 Desember 2014

Bodohkah aku?


Salahkah aku yang slalu ingin dekat denganmu? Dosakah aku yang mencintaimu? Hingga tanpa sadar aku hanya sebagai tempat persinggahan yang tak pernah kau jadikan tujuan. Selalu dan selalu hanya harapan kosong yang kau berikan.Bodohkah aku yang mencintaimu? Atau aku yang terlanjur sayang? Berkali kali-kali kau sakiti hati ini, kau dustai, kau hianati pun aku masih tetap bertahan dalam cinta ini. Cinta yang tak pernah kau pedulikan, cinta yang selalu kau abaikan.Aku seorang gadis bodoh masih dihantui Bagimu aku kepingan tak pantas lagi tuk di ingat kembali.
Ajari aku untuk melupakanmu, ajari aku untuk berhenti mencintaimu, ajari aku untuk bisa lepas tanpamu, ajari aku untuk berhenti memikirkanmu. Ajari aku untuk melupakan semua kenangan kita, ajari aku untuk berhenti bermimpi tentangmu. Yakinkan aku bahwa kau memang bukan untuk masa depanku.Aku lelah, sungguh aku lelah dalam perasaan ini. Perasaan yg tak pernah kau anggap, perasaan yg tak pernah kau mengerti, perasaan yang hanya kau anggap hal bodoh.perasaan yang hanya kau anggap lelucon. Perasaan yang tak pernah kau pedulikan sedikitpun.Sampai kapan aku harus mencoba, mencoba untuk melupakanmu. Kamu,iya kamu yang memilih pergi dengan yg lain.Aku berharap rasa ini suatu saat akan hilang, lukaku segera kering, dan tak ada lagi tangisan untukmu.Terima kasih, terimakasih atas semua yg telah kita lalui bersama, terima kasih untuk persinggahan yang hanya sementara. Terima kasih untuk semua luka yang kau beri.Pergilah, pergilah dengan dia yang kau pilih, dia yang kau sayangi, dia yang kau cintai. Biarkan aku sendiri disini menyembunyikan luka darimu dan berusaha menyembuhkan lukaku sendiri.

Sabtu, 18 Januari 2014

Tentang Hujan

Ini tentang hujan, tentang cinta dan tentang kita. Hujan slalu mempermainkan perasaan. Tentang kenangan, harapan atau sekedar khayalan.
Hujan slalu menyediakan rindu tentang kenangan. Slalu mengingatkanku kenangan yang sempat kulupakan namun kembali lagi, hujan adalah tentang kamu.
Kepada kamu. Masih ingat tentang hujan?mungkin saja tidak. Aku mengingatkanmu tentang hujan januari.  Satu cerita tentang suatu masa. Saat satu pandangan menyapa, awal cerita kita dimulai. Kita tuliskan kata demi kata tentang cerita kita diatas genangan air. Kita lewati badai bersama sampai pelangi kembali.  Hujan mengajarkanku banyak hal yang tak pernah kamu tau. Hujan mengajarkanku arti cinta dan memberikanku kebahagiaan. Hujan mengajarkanku tentang arti kehilangan,menyadarkan tentang cinta yang menikmati kesakitan karna luka. Menyadarkan dari permainanmu yang hanya membuatku tempat persinggahanmu. Apa kamu tau itu? tentusaja tidak. Apa pedulimu?  
Kini setelah hujan, genangan masih bercerita tentang kita. Tentang sebuah perpisahan, tentang harapan yang patah dilarungkan hujan.Desember hanyalah sisa-sisa hujan tak perlu untuk ku ingat. Biarkan rintik hujan menjadi kenangan yang kurindukan sekaligus memilukan. Dan biarkan rasa ini larut diantara hujan.